.

Selasa, 25 Oktober 2011

KONSEL KEHILANGAN DAN BERDUKA


KONSEP KEHILANGAN DAN BERDUKA
Definisi Kehilangan (Loss) :
                Suatu keadaan dimana individu berpisah dgn sesuatu yg sblmnya ada kmdian mjd tdk ada, baik sebagian atau keselruhan Shg Tjd perubahan dlm hidup.
Dalam kehilangan di dalamnya mencakup proses berduka dan berkabung.
v  Bentuk-Bentuk Kehilangan :
  1. Kehilangan nyata (Actual Loss)
                Kehilangan suatu Objek atau orang yg jelas-jelas tdk lagi dpt dirasakan, dilihat, diraba, difungsikan/digunakan atau tdk dpt dialami lg.
                Mis : Kehilangan anggota tubuh, kematian, perpisahan/Divorced, PHK, Kehilangan mobil dll
  1. Kehilangan Yg dirasakan (Perceived Loss)
                Kehilangan yg sifatnya khas/unik yg dirasakan pd masing-masing individu yg mengalaminya.
                Mis : Merasa kehilangan harga diri, merasa Kehilangan kepercayaan diri dll
v  DAMPAK KEHILANGAN
       Pada Masa Kanak-kanak
- Mengancam kemampuan utk berkembang,bs jd timbul Regresi, rasa takut utk ditinggalkan atau takut sendirian atau takut suasana sepi dsb.
       Pada Masa Remaja (Dewasa Muda)
-  Kehilangan dpt menyebabkan dis-integrasi keluarga, Pelarian pd narkoba dll, pergaulan salah
       Pada Masa Dewasa
- Kehilangan, apalagi pasangan hidup dpt mjdi pukulan yg sgt berat & menghilangkan semangat hidup, murung, menyendiri, tertutup, hati-hati dll
v  BERDUKA (GRIEVING)
Definisi :
Reaksi emosional terhadap kehilangan.
Hal ini diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pada pengalaman pribadi, Tingkat pendidikan, LB. Ekonomi, ekspektasi, budaya dan keyakinan spiritual yang dianutnya.

v  JENIS-JENIS BERDUKA
  1. Berduka Normal
                Perasaan, perilaku dan reaksi yg normal thd kehilangan
                Mis. Kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian dan withdrawal (menarik diri) dari aktivitasnya utk sementara
2.            Berduka Antisipatif
                Proses melepaskan diri yg muncul sblm kehilangan/kematian yg sesungguhnya tjd.
                Mis. Sso di diagnosa sakit leukimia, kmdian ia smkn mndktkan diri pd tuhan & sgra mnyelesaikan berbagai urusan dunianya sblm ajal tiba.
3. Berduka Stagnan
                Sso yg sulit utk maju ke tahap berikutnya, yaitu tahap kedukaan normal. Masa-masa berkabung seolah tdk kunjung berakhir. Dpt mengancam hub dgn org lain (di pekerjaan, dll)
4. Berduka tertutup
                Kedukaan akibat kehilangan yg tdk dpt diakui secara terbuka, ada upaya menolak, menutupikrn berbagai alasan.
                Mis.Anak meninggal krn AIDS, Dibilang kena santet dll
v  RESPON BERDUKA
  1. Tahap Pengingkaran (Denial)
                Reaksi pertama adalah syok, tdk pcy, tdk mengerti/mengingkari kenyataan bhw tlh bnr2 kehilangan.
Mis. SSO didiagnosa 0leh 3 dokter berbeda bhw tlh mengidap Leukimia, tetapi tetap mencari info ke dokter lain hingga beratus2 dr.
Reaksi fisik : Lemah, pucat, mual, diare, gang.pernafasan/sesak, detak jantung cepat, menangis, berteriak, tdk tahu hrs berbuat apa/tdk berdaya. Tahap ini bs berlangsung bbrp menit/hingga tahunan.
“ Tdk, sy tdk pcy ini tjd, tdk mgkn”
2. Tahap Marah (Anger)
                Indvdu menolak kehilangan. Kemarahan muncul yg diproyeksikan pd org lain/dirinya sndiri. Berperilaku agresif, bicara kasar, menyerang org lain, menolak informasi, bahkan menggugat/menuduh tim medis.
Reaksi fisik : Tangan mengepal, muka merah, bicara kasar, membentur2kan kepala dll
3. Tahap Tawar Menawar (Bergaining)
                Pd Thp ini tjd penundaan kesadaran atas tjd-nya kehilangan, mencoba-coba utk mmbuat kesepakatan scr halus/scr terbuka terang-terangan seolah2 kehilangan itu dpt dicegah. Indvdu mgkn seolah melakukan tawar menawar dgn Tuhan.
“ Sy akan srg ke masjid/Rajin ke gereja, sungguh, Tlg jgn skrg kucingku diambil “
4. Tahap Depresi (depression)
                Pd tahap ini sso/pasien menunjukkan sikap menarik diri, kadang2 sangat penurut/pasrah, tdk mau bicara, mnyatakan putus asa, tdk berhrga, muncul keinginan bunh diri.
Gejala fisik : menolak mkn, susah tidur, turun BB drastis / naik drastis
5. Tahap Penerimaan (Acceptance)
                Pd tahap ini tdj Re-Organisasi perasaan kehilangan. Pikiran yg berpusat pd obyek yg hilang mulai berkrg. Dpt menerima kenyataan atas kehilangan yg dialami, mulai menatap masa depan. Objek yg hilang mulai dilepaskan dan direlakan scr perlahan-lahan. Perhatiannya akan beralih pd hal baru.
Jika dpt menerima dgn tulus, maka proses berduka dpt diakhri dgn tuntas, sehingga akan meningkatkan kemampuannya dlm mengatasi mslh khlgn selanjutnya.
v  Faktor2 yg mempengaruhi rentang respons sso thdp perasaan kehilangan yg dihadapi
  1. Genetik
                Indvdu yg lahir&besar dikelg dgn riwayat depresi → Sulit optimis dlm mnghadapi mslh.
2. Kesehatan fisik
                Indvd dgn fisik, mental, pola hidup teratur →  Cend. Mampu mengatasi mslh/stress → Lbh mampu menghadapi kedukaan
  1. Kesehatan Mental
                Indvdu yg mengalami gang.jiwa/riwayat depresi yg ditandai dgn rasa tdk berdaya & pesimis cenderung peka dgn situasi kehilangan.
4. Pengalaman kehilangan di masa lalu
                Kehilangan atau perpisahan dgn org yg dicintai pd masakanak-kanak akan mmpengaruhi kemamp indvdu dlm mengatasi perasaan kehilangan pd masa dewasa
5. Struktur Kepribadian
                Indvdu dgn konsep diri negatif&rendah diri akan cenderung tdk PD & tdk objektif melihat masalah yg dihadapi → cend. Sulit pd mslh kedukaan
6. Mekanisme Koping
                Mekanisme koping yg umumnya dipakai utk mengatasi kecemasan/stress antara lain : Rasionalisasi, Reaksi formasi, proyeksi, kompensasi, displacement, regresi, supresi, represi dsb.
v  Prinsip Tindakan Keperawatan
  1. Membina & meningkatkan hub slg pcy (mis. Dgn mndgrkan curhatan pasien, empati, memotivasi)
  2. Mendiskusikan hub pasien dgn objek yg hlg/prgi, brsama2 memaknai scr positif
  3. Mengajak pasien mengingat kmbli cara pasien mngatasi mslh/kehilangan pd masa lalu
  4. Memperkuat dukungan kelg pd pasien
  5. Menghargai agama, sos-bud pasien
  6. Mengajak pasien melihat mslh org lain yg lbh berat dgn tujuan menguatkan pasien
  7. Memotivasi pasien utk dapat menerima
  8. Membantu pasien mmbina/menjalin hub baru (Mis,Pria lain, ayah baru, lingk baru/suasana baru, kucing baru dll)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar